(Sumber Gambar : ayobertani.wordpress.com) |
Perkembangan peternakan
yang ada saat ini tidak hanya pada ternak konvensional saja tetapi masyarakat
sudah mulai mengembangkan ternak satwa
alternatif / harapan. Hal ini
dikarenakan modal yang dibutuhkan kecil, mudah dikembangkan dan dibudidayakan
serta dapat diusahakan di lahan sempit. Salah satu satwa harapan tersebut
adalah jangkrik. Jangkrik dibudidayakan sebagai pakan burung dan beberapa jenis
ikan. Selain itu, jangkrik juga dapat digunakan sebagai pakan primata dan pakan
reptil. Bila dilihat dari aspek nutrisi, jangkrik berpotensi sebagai sumber protein
hewani alternatif dengan kandungan protein sekitar 60%.
Permintaan akan jangkrik
kian lama semakin meningkat dan ketersediaan di alam tidak dapat mencukupinya.
Peningkatan permintaan tersebut menyebabkan
penangkapan terus menerus
di alam dan berdampak pada menurunnya populasi
jangkrik alam. Oleh karena
itu diperlukan adanya budidaya jangkrik secara intensif, sehingga permintaan
jangkrik dapat terpenuhi dan kelestarian populasi jangkrik dapat terjaga.
Budidaya jangkrik di Indonesia
merupakan hal yang belum membudaya dan
memasyarakat. Bila dilihat
dari permintaan pasar, budidaya jangkrik berpotensi secara
ekonomi untuk dikembangkan dan usaha jangkrik dapat dijadikan sebagai sumber
pendapatan alternatif. Keuntungan yang diperoleh dari beternak jangkrik sangat
besar, waktu yang dibutuhkan untuk budidaya ini juga relatif singkat.
Potensi yang menjanjikan
secara ekonomi dan selalu adanya permintaan pasar, membuat usaha ternak
jangkrik dapat dikembangkan untuk memenuhi
permintaan yang terus
meningkat. Beternak jangkrik pernah menjadi trend di kalangan masyarakat
karena keuntungan yang diperoleh besar. Hal tersebut juga didukung dengan
kebutuhan modal yang kecil serta pemeliharaannya yang mudah.
Trend beternak memicu banyak masyarakat latah mencoba
beternak jangkrik dan diantaranya merupakan peternak jangkrik musiman.
Banyaknya peternak jangkrik yang muncul menyebabkan harga jual jangkrik menjadi
menurun sedangkan pasar jangkrik masih terbatas. Selain itu, permintaan
jangkrik tinggi tetapi pasar untuk jangkrik belum teridentifikasi dengan baik.
Hal tersebut menyebabkan banyak peternak jangkrik yang mengalami kerugian dan
menghentikan produksi jangkriknya.
Peternak mengalami kendala
dalam pemeliharaan jangkrik, salah satunya
yaitu penyakit. Hal
tersebut dapat disebabkan karena manajemen pemeliharaan
jangkrik yang kurang
memadai disamping pakan yang tidak mencukupi.
Usaha ternak jangkrik
mempunyai beberapa potensi yang membuat usaha ini dapat dikembangkan menjadi
usaha yang menguntungkan. Potensi tersebut
dapat dilihat dari segi
budidaya, biologi jangkrik, sumberdaya dan lingkungan, serta ekonomi. Ternak
jangkrik mudah dalam pemeliharaan dan pembudidayaannya, untuk itu perlu
diketahui mengenai prasarana dan cara pengembangbiakannya. Potensi jangkrik
secara biologi dapat menunjang keberhasilan budidaya jangkrik. Usaha ternak ini
perlu didukung dengan sumberdaya dan lingkungan yang ada di tempat usaha.
Penempatan suatu usaha di lokasi tertentu dapat menimbulkan berbagai dampak,
oleh karena itu perlu diketahui dukungan masyarakat sekitar dengan adanya usaha
ternak jangkrik di lokasi tersebut.
Modal yang diperlukan
dalam beternak jangkrik tidak besar dan hasil yang
diperoleh banyak. Oleh
karena itu usaha ternak ini dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan
alternatif. Manajemen pemeliharaan yang baik dapat lebih meningkatkan pendapatan
yang diperoleh peternak. Untuk menjaga kelangsungan usaha ternak jangkrik,
perlu diketahui trend permintaan yang ada setiap waktunya.
manteeep..
BalasHapus