Jumat, 15 Juni 2012

UKM TERNAK JANGKRIK


(Sumber Gambar : ayobertani.wordpress.com)
Perkembangan peternakan yang ada saat ini tidak hanya pada ternak konvensional saja tetapi masyarakat sudah mulai mengembangkan ternak satwa
alternatif / harapan. Hal ini dikarenakan modal yang dibutuhkan kecil, mudah dikembangkan dan dibudidayakan serta dapat diusahakan di lahan sempit. Salah satu satwa harapan tersebut adalah jangkrik. Jangkrik dibudidayakan sebagai pakan burung dan beberapa jenis ikan. Selain itu, jangkrik juga dapat digunakan sebagai pakan primata dan pakan reptil. Bila dilihat dari aspek nutrisi, jangkrik berpotensi sebagai sumber protein hewani alternatif dengan kandungan protein sekitar 60%.
Permintaan akan jangkrik kian lama semakin meningkat dan ketersediaan di alam tidak dapat mencukupinya. Peningkatan permintaan tersebut menyebabkan
penangkapan terus menerus di alam dan berdampak pada menurunnya populasi
jangkrik alam. Oleh karena itu diperlukan adanya budidaya jangkrik secara intensif, sehingga permintaan jangkrik dapat terpenuhi dan kelestarian populasi jangkrik dapat terjaga.
Budidaya jangkrik di Indonesia merupakan hal yang belum membudaya dan
memasyarakat. Bila dilihat dari permintaan pasar, budidaya jangkrik berpotensi secara ekonomi untuk dikembangkan dan usaha jangkrik dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan alternatif. Keuntungan yang diperoleh dari beternak jangkrik sangat besar, waktu yang dibutuhkan untuk budidaya ini juga relatif singkat.
Potensi yang menjanjikan secara ekonomi dan selalu adanya permintaan pasar, membuat usaha ternak jangkrik dapat dikembangkan untuk memenuhi
permintaan yang terus meningkat. Beternak jangkrik pernah menjadi trend di kalangan masyarakat karena keuntungan yang diperoleh besar. Hal tersebut juga didukung dengan kebutuhan modal yang kecil serta pemeliharaannya yang mudah.
Trend beternak memicu banyak masyarakat latah mencoba beternak jangkrik dan diantaranya merupakan peternak jangkrik musiman. Banyaknya peternak jangkrik yang muncul menyebabkan harga jual jangkrik menjadi menurun sedangkan pasar jangkrik masih terbatas. Selain itu, permintaan jangkrik tinggi tetapi pasar untuk jangkrik belum teridentifikasi dengan baik. Hal tersebut menyebabkan banyak peternak jangkrik yang mengalami kerugian dan menghentikan produksi jangkriknya.
Peternak mengalami kendala dalam pemeliharaan jangkrik, salah satunya
yaitu penyakit. Hal tersebut dapat disebabkan karena manajemen pemeliharaan
jangkrik yang kurang memadai disamping pakan yang tidak mencukupi.
Usaha ternak jangkrik mempunyai beberapa potensi yang membuat usaha ini dapat dikembangkan menjadi usaha yang menguntungkan. Potensi tersebut
dapat dilihat dari segi budidaya, biologi jangkrik, sumberdaya dan lingkungan, serta ekonomi. Ternak jangkrik mudah dalam pemeliharaan dan pembudidayaannya, untuk itu perlu diketahui mengenai prasarana dan cara pengembangbiakannya. Potensi jangkrik secara biologi dapat menunjang keberhasilan budidaya jangkrik. Usaha ternak ini perlu didukung dengan sumberdaya dan lingkungan yang ada di tempat usaha. Penempatan suatu usaha di lokasi tertentu dapat menimbulkan berbagai dampak, oleh karena itu perlu diketahui dukungan masyarakat sekitar dengan adanya usaha ternak jangkrik di lokasi tersebut.
Modal yang diperlukan dalam beternak jangkrik tidak besar dan hasil yang
diperoleh banyak. Oleh karena itu usaha ternak ini dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan alternatif. Manajemen pemeliharaan yang baik dapat lebih meningkatkan pendapatan yang diperoleh peternak. Untuk menjaga kelangsungan usaha ternak jangkrik, perlu diketahui trend permintaan yang ada setiap waktunya.

1 komentar: