Senin, 18 Juni 2012

UKM TERNAK KELINCI

(sumber gambar : www.ilmupeternakan.com)
Ordo : Lagomorpha
Famili : Leporidae
Sub famili : Leporine
Genus : Lepus, Orictolagus
Spesies : Lepus spp., Orictolagus spp.

Sudah sejak lama kelinci dipromosikan sebagai salah satu ternak alternatif untuk pemenuhan gizi khususnya protein hewani. Kelebihan kelinci sebagai penghasil daging adalah kualitas dagingnya baik, yaitu kadar proteinnya tinggi (20,10%), kadar lemak, cholesterol dan energinya rendah.

Kelinci tumbuh dengan cepat, dan dapat mencapai bobot badan 2 kg atau lebih pada umur 8 minggu, dengan efisiensi penggunaan pakan yang baik pada ransum dengan jumlah hijauan yang tinggi. Kombinasi antara modal kecil, jenis pakan yang mudah dan perkembangbiakannya yang cepat, menjadikan budidaya kelinci masih sangat relevan dan cocok sebagai alternatif usaha bagi petani miskin yang tidak memiliki lahan luas dan tidak mampu memelihara ternak besar.



JENIS KELINCI

Produk utama yang dihasilkan dari usaha budidaya atau pembibitan kelinci adalah Daging, Hias, dan Daging-Hias.
  • Jenis Kelinci Pedaging : Carolina, Simonoire, Giant Chinchila.
  • Jenis Kelinci Hias : Rex, Satin.
  • Jenis Kelinci Daging dan Hias : New Zealand White, Flemish Giant, California, Angora.



PEMILIHAN BIBIT KELINCI YANG BAIK

  • Umur antara 5-6 bulan sampai 2,5 tahun (usia produktif).
  • Kepala sesuai ukuran badan.
  • Penampilan : tampak tegap, gerakannya gesit dan menarik perhatian.
  • Bulu halus mengkilap dan tidak rontok.
  • Pandangan mata tajam, tidak cekung atau tidak melelehkan air mata, demikian juga untuk hidung dalam kondisibersih dan tidak ingusan.
  • Nafsu makan baik.
  • Bagian kaki tidak bengkok, tampil lurus tegap dan kokoh menyangga badan. Ekor naik mengikut arus tulang punggung.
  • Bagian saluran kencing dan anus tidak basah dan tidak kotor.


PAKAN

Banyak jenis hijauan dan bahan pakan yang dapat diberikan kepada kelinci antara lain rumput, sayur-sayuran dan konsentrat. Yang penting adalah pakan tersebut mampu memenuhi kebutuhan nutrisi kelinci agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga memberi keuntungan yang memadai.
Pakan hijauan dan sayuran dapat diberikan secara berlebih dan selalu tersedia di dalam kandang. Pakan lainnya yang harus diberikan adalah konsentrat, antara lain dedak padi, ampas tahu, dan biji-bijian baik secara tunggal atau dalam bentuk campuran dengan pemberian : 50 gr/ekor/hari untuk kelinci penggemukan (masa pertumbuhan), 70 gr/ekor/hari untuk induk bunting, 150-200 gr/ekor/hari untuk induk menyusui.



REPRODUKSI

  • Umur mulai dikawinkan 5-6 bulan.
  • Sistem perkawinan : Alami atau Inseminasi Buatan.
  • Waktu mengawinkan : pada pagi hari atau sore hari.
  • Teknik mengawinkan: kelinci betina yang birahi dimasukkan ke dalam kandang jantan (dicampur dengan jantan) dan diamati sampai kelinci melakukan perkawinan kemudian yang betina dikeluarkan dan diberi makan. Selang sekitar 1 jam yang betina dimasukkan kembali ke kandang jantan dan diamati sampai melakukan perkawinan yang kedua dan dipisahkan lagi. Setelah perkawinan yang kedua, kemudian diamati apakah terjadi kebuntingan atau tidak. Apabila setelah 12-14 hari tidak birahi lagi, kelinci diperkirakan bunting dan sebaliknya.
  • Kelinci mengalami kebuntingan selama lebih kurang 30 hari.
  • Jarak antara melahirkan dengan perkawinan berikutnya sekitar 28-42 hari.



KANDANG

Kandang yang baik dan sehat sangat berpengaruh terhadap perbaikan produksi dan produktivitas ternak.
Kondisi kandang yang baik dan sehat adalah :
  • Adanya sinar matahari pagi yang masuk ke dalam kandang.
  • Bersuhu sejuk antara (15 – 20oC).
  • Sirkulasi udara baik.
  • Adanya saluran pembuangan kotoran.
  • Kering / tidak basah / tidak lembab.
  • Lingkungan tenang.
  • Kandang dilengkapi dengan tempat pakan, tempat air minum, dan sarang untuk beranak.
  • Ukuran kandang disesuaikan dengan ukuran tubuh kelinci yang penting kelinci lebih leluasa bergerak. Sebagai patokan untuk setiap ekor kelinci dewasa memerlukan ruang : panjang 90 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 60 cm.
  • Kandang sebaiknya dibuat model panggung dengan tinggi dari lantai sekitar 60 cm.

Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi:
  • Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam ruangan dan cocok untuk kelinci muda.
  • Kandang sistem ranch ; dilengkapi dengan halaman pengumbaran.
  • Kandang battery; mirip sangkar berderet dimana satu sangkar untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid).


PENANGGULANGAN HAMA DAN PENYAKIT 

Bisul
Penyebab : terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah kulit.
Pengendalian : pembedahan dan pengeluaran darah kotor selanjutnya diberi Jodium.

Kudis
Penyebab : Darcoptes scabiei.
Gejala : ditandai dengan koreng di tubuh.
Pengendalian : dengan antibiotik salep.

Eksim
Penyebab : kotoran yang menempel di kulit.
Pengendalian : menggunakan salep/bedak Salicyl.

Penyakit telinga
Penyebab : kutu.
Pengendalian : meneteskan minyak nabati.

Penyakit kulit kepala
Penyebab : jamur.
Gejal a: timbul semacam sisik pada kepala.
Pengendalian : dengan bubuk belerang.

Penyakit mata
Penyebab : bakteri dan debu.
Gejala : mata basah dan berair terus.
Pengendalian : dengan salep mata.

Mastitis
Penyebab : susu yang keluar sedikit/tak dapat keluar.
Gejala : putting mengeras dan panas bila dipegang.
Pengendalian : dengan tidak menyapih anak terlalu mendadak.

Pilek
Penyebab : virus.
Gejala : hidung berair terus.
Pengendalian : penyemprotan antiseptik pada hidung.

Radang paru-paru
Penyebab : bakteri Pasteurella multocida.
Gejala : napas sesak, mata dan telinga kebiruan.
Pengendalian : diberi minum Sul-Q-nox.

Berak darah
Penyebab : protozoa Eimeira.
Gejala : nafsu makan hilang, tubuh kurus, perut membesar dan mencret darah. Pengendalian : diberi minum sulfaquinxalin dosis 12 ml dalam 1 liter air.

Hama pada kelinci umumnya merupakan predator dari kelinci seperti kucing dan anjing.

Pada umumnya pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit dilakukan
dengan menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan kandang, pemberian pakan yang sesuai dan memenuhi gizi dan karantina sesegera mungkin ternak yang sakit.

Jumat, 15 Juni 2012

UKM TERNAK JANGKRIK


(Sumber Gambar : ayobertani.wordpress.com)
Perkembangan peternakan yang ada saat ini tidak hanya pada ternak konvensional saja tetapi masyarakat sudah mulai mengembangkan ternak satwa
alternatif / harapan. Hal ini dikarenakan modal yang dibutuhkan kecil, mudah dikembangkan dan dibudidayakan serta dapat diusahakan di lahan sempit. Salah satu satwa harapan tersebut adalah jangkrik. Jangkrik dibudidayakan sebagai pakan burung dan beberapa jenis ikan. Selain itu, jangkrik juga dapat digunakan sebagai pakan primata dan pakan reptil. Bila dilihat dari aspek nutrisi, jangkrik berpotensi sebagai sumber protein hewani alternatif dengan kandungan protein sekitar 60%.
Permintaan akan jangkrik kian lama semakin meningkat dan ketersediaan di alam tidak dapat mencukupinya. Peningkatan permintaan tersebut menyebabkan
penangkapan terus menerus di alam dan berdampak pada menurunnya populasi
jangkrik alam. Oleh karena itu diperlukan adanya budidaya jangkrik secara intensif, sehingga permintaan jangkrik dapat terpenuhi dan kelestarian populasi jangkrik dapat terjaga.
Budidaya jangkrik di Indonesia merupakan hal yang belum membudaya dan
memasyarakat. Bila dilihat dari permintaan pasar, budidaya jangkrik berpotensi secara ekonomi untuk dikembangkan dan usaha jangkrik dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan alternatif. Keuntungan yang diperoleh dari beternak jangkrik sangat besar, waktu yang dibutuhkan untuk budidaya ini juga relatif singkat.
Potensi yang menjanjikan secara ekonomi dan selalu adanya permintaan pasar, membuat usaha ternak jangkrik dapat dikembangkan untuk memenuhi
permintaan yang terus meningkat. Beternak jangkrik pernah menjadi trend di kalangan masyarakat karena keuntungan yang diperoleh besar. Hal tersebut juga didukung dengan kebutuhan modal yang kecil serta pemeliharaannya yang mudah.
Trend beternak memicu banyak masyarakat latah mencoba beternak jangkrik dan diantaranya merupakan peternak jangkrik musiman. Banyaknya peternak jangkrik yang muncul menyebabkan harga jual jangkrik menjadi menurun sedangkan pasar jangkrik masih terbatas. Selain itu, permintaan jangkrik tinggi tetapi pasar untuk jangkrik belum teridentifikasi dengan baik. Hal tersebut menyebabkan banyak peternak jangkrik yang mengalami kerugian dan menghentikan produksi jangkriknya.
Peternak mengalami kendala dalam pemeliharaan jangkrik, salah satunya
yaitu penyakit. Hal tersebut dapat disebabkan karena manajemen pemeliharaan
jangkrik yang kurang memadai disamping pakan yang tidak mencukupi.
Usaha ternak jangkrik mempunyai beberapa potensi yang membuat usaha ini dapat dikembangkan menjadi usaha yang menguntungkan. Potensi tersebut
dapat dilihat dari segi budidaya, biologi jangkrik, sumberdaya dan lingkungan, serta ekonomi. Ternak jangkrik mudah dalam pemeliharaan dan pembudidayaannya, untuk itu perlu diketahui mengenai prasarana dan cara pengembangbiakannya. Potensi jangkrik secara biologi dapat menunjang keberhasilan budidaya jangkrik. Usaha ternak ini perlu didukung dengan sumberdaya dan lingkungan yang ada di tempat usaha. Penempatan suatu usaha di lokasi tertentu dapat menimbulkan berbagai dampak, oleh karena itu perlu diketahui dukungan masyarakat sekitar dengan adanya usaha ternak jangkrik di lokasi tersebut.
Modal yang diperlukan dalam beternak jangkrik tidak besar dan hasil yang
diperoleh banyak. Oleh karena itu usaha ternak ini dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan alternatif. Manajemen pemeliharaan yang baik dapat lebih meningkatkan pendapatan yang diperoleh peternak. Untuk menjaga kelangsungan usaha ternak jangkrik, perlu diketahui trend permintaan yang ada setiap waktunya.